Kebakaran dan Ledakan di Anjungan Minyak Lepas Pantai

Penulis:      Bpk. Dippu Rocky Nababan
                      (Consultant, Practitioner & Trainer)
Tanggal:     25 November 2024
 

 

 

Deepwater Horizon. Salah satu film favorit saya yang ditayangkan secara perdana di Festival Film Internasional Toronto pada September 2016, Film ini menceritakan tentang detik-detik terjadinya insiden kebocoran minyak yang disertai ledakan di anjungan pengeboran minyak Deepwater Horizon, Teluk Meksiko, milik perusahaan Transocean yang dikontrak oleh BP . Mike Williams (Mark Wahlberg) dan pekerja lainnya berusaha menyelamatkan diri dari ledakan dan kobaran api Deepwater Horizon.

 

Fasilitas minyak dan gas lepas pantai (offshore facility) harus mempunyai Emergency, Escape, and Rescue (EER) Plan untuk memastikan keselamatan personil pada saat keadaan darurat. Beberapa hal yang diperlukan di dalam EER Plan, antara lain: Menyediakan tempat mustering: safe area atau temporary refuge yang aman saat keadaan darurat; melaksanakan komunikasi dan koordinasi; menyediakan panduan evakuasi. Emergency, Escape, and Rescue Analysis (EERA) diperlukan untuk mendefinisikan hal-hal tersebut. Beberapa prinsip dasar dalam EERA: Setiap personil harus dievakuasi ke dalam muster station di dalam Temporary Refuge (TR); Jika situasi darurat terus berlanjut maka diperlukan evakuasi menggunakan boat atau helicopter; Jika evakuasi terkontrol tidak memungkinkan, maka diperlukan rescue langsung dari laut atau dari fasilitas lepas pantai.

 

Berbicara tentang Temporary Refuge (TR), beberapa persyaratan yang diperlukan: TR harus dapat memberikan perlindungan setidaknya selama 1 jam dari fire & explosion; TR harus ditempatkan sejauh mungkin dari potential fire & explosion source; TR harus mempunyai fire & explosion resistant wall; TR harus dilengkapi dengan air supply, F&G detection devices, smoke venting dampers, fire control systems, PPE yang memadai, peralatan fist aid; TR dapat berfungsi sebagai Emergency Command Center (namun bukan control room); TR harus bisa memberikan perlindungan akses menuju evacuation points.

 

Jika keadaan darurat telah dideklarasikan, Offshore ERT perlu dengan segera melakukan contol of operation. Incident Commander (IC)/On-Scene Commander (OSC) bertanggungjawab dalam memimpin ERT. Anggota ERT dipilih dari personil yang telah mendapatkan pelatihan tanggap darurat. ERT dilengkapi dengan special PPE dan ER equipment dan memiliki muster area tersendiri.

 

Fasilitas didesain untuk mempunyai escape routes dari setiap lokasi dan perlu mempunyai secondary atau alternative escape routes, apabila primary escape route terblokir.

 

IC/OSC men-declare perintah evakuasi. Evakuasi sebagai sebuah metode terencana dalam meninggalkan fasilitas/instalasi tanpa masuk ke laut. Evakuasi biasanya menggunakan lifeboat/Totally Enclosed Motor-Propelled Survival Craft (TEMPSC), liferaft. Embarkation Area, biasanya masih menjadi bagian dari muster area, harus mempunya ruang yang cukup untuk personil berkumpul dan bergiliran masuk ke dalam escape craft.

 

Apabila sistem evakuasi tidak efektif, maka personil dapat memutuskan untuk loncat ke laut, tentunya resiko kematian akan lebih besar utamanya personil yang masuk ke perairan dingin. Karenanya, diperlukan usaha penyelamatan yang cepat dari TEMPSC untuk kemudian dilakukan penyelamatan lanjutan ke service boat atau helicopter.